Keys to a successful KM practice : The “8Cs” framework

Nah, ngomong-ngomong masalah KM (Knowledge Management), si fadhil juga ditugaskan mencari artikel dimana disitu dibahas mengenai implementasi KM di suatu perusahaan yang mana kebetulan artikel si fadhil yang berjudul Keys to a successful KM practice : The “8Cs” framework. Di dalam artikel ini terdapat definisi Knowledge Management yang berbeda dengan versinya si fadhil. Dalam artikel ini Knowledge Management disebut sebagai: “pendekatan sistematis untuk membuat, mendapat, mengorganisasi, mengakses, serta menggunakan ilmu dan pembelajaran organisasi”. Di artikel ini dibahas konsep “8C” yang diimplementasikan oleh perusahaan-perusahaan internasional seperti SIEMENS MEDICAL SOLUTIONS (SMS) di Jerman. Konsep “8C” ini terdiri dari: Connectivity, Content, Community, Culture, Cooperation, Capacity, Commerce, dan Capital.

Implementasi dari “8C” di siemens yaitu:

Connectivity : SMS memiliki Intranet yang berbasiskan OpenText’s Livelink untuk mendukung kolaborasi, knowledge sharing, dan pengaturan dokumen.

Content : Dalam hal konten, SMS memilki Global Editing Team yang bertugas dalam pemeriksaan tiap dokumen serta membentu dalam pembuatan abstract yang lebih baik.

Community : Siemens memiliki 500 komunitas global dalam unit-unit bisnis mereka. Sedangkan untuk SMS sendiri, mereka memiliki komunitas ilmu pengetahuan global yang disebut Knowledgesharing@Med. Disitu terdapat fitur-fitur pendukung komunitas seperti sebuah portal yang terintegrasi, peta khusus, pelatihan, dan sebuat hotline.

Culture : Buckman Labs yang memiliki 1.300 asosiasi di 90 negara yang menggunakan 15 bahasa yang berbeda telah mendesain sebuah e-learning solution yang disebut Bulab Learning Centre yang memungkinkan para karyawannya untuk kuliah online yang diadakan oleh universitas-universitas di dunia.

Cooperation : SMS memperkuat ikatan kerjasama internalnya dengan “Share and succeed KM initiative”nya.

Capacity : Dalam berbagi pengetahuan dibutuhkan skillsets serta eksekusi yang sistematik untuk strategi KM. Untuk itu kapasitas KM di NASA dibangun dengan pelatihan dan mentoring via Program akademis dan Proyek kepemimpinan yang mana berkonsep hosts classes, team-targeted training, just-in-time online learning, story-telling activities, intelligent authoring tools for experts, dan community of practice for project managers.

Commerce : Implementasi faktor komersial serta insentif lainnya dalam perubahan Knowledge Economy dan penghargaan untuk kontribusi content yang luar biasa serta tanggapan-tanggapan users dalam sistem KM harus direncanakan dengan baik. Untuk itu, dalam aplikasinya SMS memberikan poin kepada karyawan yang akitf dalam diskusi grup dalam tiap CoP (Community of Practices), lalu berapa banyak permintaan urgent yang dipenuhi, banyaknya dokumen mereka yang diikutsertakan dalam CoP, dll. Dan poin-poin tersebut dapat ditukarkan dengan produk siemens seperti, HandPhone Siemens SL45 dual-band.

Capital : Untuk mendukung infrastruktur KM dibutuhkan modal atau investasi yang baik oleh perusahaan pengguna yang mana dalam pemodalannya dibutuhkan perhitungan RoI (Return on Investment) yang menggunakan bermacam-macam perhitungan. Di siemens, perhitungan RoI menyertakan faktor jumlah permintaan-permintaan akan basis knowledge, tingginya jumlah pesanan, penggunaan kembali komponen-komponen R&D, pengurangan biaya buruh, memperkecil biaya pelatihan, dan pengurangan investasi di bidang IT.

Dan aplikasi dari KM initiative ini sangat banyak membantu perusahaan seperti Toyota yang berhasil berhemat jutaan dolar dengan standarisasi sistem managemen, lalu WalMart’s RetailLink yang meningkatkan sales-nya ketika terjadi penurunan tingkat pertumbuhan perusahaan dengan sistem KM-nya,dll.

Intinya, pemahaman sistematik dan aplikasi dari metode KM “8C” dapat menolong organisasi dalam menjalankan audit knowledge kemudian mengaplikasikan strategi KM yang efektif.